Sabtu, 11 Oktober 2008

Keringat minyak Tambang Tradisional


Tradisional bukan antik
tapi, akan dibiarkan mati...

Tidak lama lagi Bojonegoro bakal menjadi daerah penghasil minyak. hal itu seiring dimulainya eksplorasi pengeboran minyak yang bakal dilakukan EXXON MOBIL OIL Indonesia (EMOI). Eksplorasi minyak itu bakal mengubah Bojonegoro menjadi penghasi petro dolar.

Dibalik rencana eksplorasi itu, nasib ratusan penambang minyak tradisional di Kecamatan Kedewan masih memprihatinkan. Selama ini penambang minyak tradisional telah mengeluhkan harga minyak mentah yang dinilai rendah. Penambang berharap PT Pertamina mau membeli minyak dengan harga sekitar Rp 200.000/drum (1 drum isi 200 liter). Saat ini, minyak mentah hasil tambangan warga itu hanya dihargai Rp 90.000/drum. Sejumlah penambang yang ditemui di lokasi penambangaan minyak di didesa Wonocolo dan Desa Dangilo,Kecamatan Kedewan, mengaku biaya operasional yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan yangdiperoleh. "Sekarang agak lumayan, karena sejak Senin (12/2) lalu harganya telah naik dari Rp 47.500/drum menjadi Rp90.000/drum," ungkap Yadi,35, salah satu penambang.

Menurut Yadi, satu sumur minyak Tradisional biasanya ditambang oleh delapan orang. Setiap hari kerja satu sumur maksimal hanya menghasilkan 12 drum atau sekitar 2.400 liter. Sehingga, pendapatan kotor satu kelompok setiap hari kerja Rp 1.080.000. Namun, hasil minyak mentah itu tidak langsung dinikmati para penambang. Karena pendapatan itu masih dikurangi lagi dengan biaya sewa mobil untuk menarik alat tambang dan membeli solar serta biaya lainnya. "Setelah dibagi ketemunya setiap orang kadang hanya membawa pulang uang Rp 12.000 sampai Rp 20.000/hari," jelasnya.

Keluhan sama dikatakan Marsidi, yang mengaku tidak setiap hari sumur minyak peninggalan Belanda bisa ditambang. Pasalnya, jika hari ini ditambang, sehari kemudian penambangan berhenti menunggu minyaknya penuh dan siap diambil

lagi. Sehingga, dalam seminggu, hanya ada empat hari kerja. "Itupun harus dilakukan bergantian dengan penambang lain. Biar hasilnya merata," terangnya. Sumur-sumur minyak di Desa Dangilo dan Wonocolo, Kecamatan Kedewan seluruhnya berjumlah 196 sumur. Namun, sumur yang dapat ditambang minyaknya saat ini tidak lebih dari 24 sumur saja. Sisanya sudah tidak beroperasi lagi atauhasilnya sangat minim.

Hasil penambangan minyak itu kemudian dijual ke KUD Bogo Sasono yang telah ditunjuk sebagai rekanan penampung minyak mentah yang ditambang secara Tradisional. KUD kemudian menjual minyak mentah itu ke Pertamina Cepu

Pembayaran Pertamina kepada KUD Boga Sasono dilakukan setelah minyak mentah itu diolah oleh Pertamina dan menjadi bahan bakar minyak (BBM). "Kita setor ke Pertamina minyak dihargai Rp 345/liter," ujar Sarmani, Kepala unit penambangan KUD Bogo Sasono.

more sigit foto > Galery.Visualku





Tidak ada komentar: